Penyakit Burung merpati adalah salah satu jenis burung yang banyak dipelihara oleh manusia, baik itu sebagai penghias rumah semata atau untuk dipersiapkan mengikuti perlombaan burung. Tetapi tahukah Anda, bahwa sebenarnya ada berbagai penyakit burung merpati yang bisa sangat mematikan. Jika tidak ditangani sedini mungkin, besar kemungkinan merpati Anda tidak akan lama dalam bertahan hidup.
Permasalahannya,
banyak dari kita yang tidak paham bagaimana gejala yang muncul pada merpati
saat ia merasakan sakit. Kalaupun penyakitnya sudah terlihat, kadang kita juga
tidak memahami bagaimana cara memberikan pengobatan yang benar kepada merpati
tersebut. Tidak perlu berlama-lama lagi, berikut adalah berbagai penyakit
merpati yang bisa Anda cek gejala dan cara pengobatannya.
1. Penyakit Trichomoniasis
Penyakit
yang satu ini adalah penyakit yang paling sering menyerang berbagai unggas,
tidak terkecuali pada merpati. Penyebabnya adalah protozoa tricomonas gallinae yang berkembang dengan cepat dalam cairan tubuh
merpati. Gejala yang paling umum adalah munculnya benjolan kuning di sekitar
rongga mulut.
Selain
itu, kotoran dari merpati juga berair dan tidak padat sama sekali. Merpati akan
selalu merasa kehausan dan terus menerus minum bahkan tanpa makan sekali pun.
Untuk daerah bulu, merpati yang terkena penyakit ini akan memiliki bulu yang
cenderung kusam dan kasar saat dipegang. Merpati juga kesulitan bahkan lambat
berkedip ketika Anda mengagetkannya.
Pengobatan
yang mungkin bisa Anda lakukan adalah memberikannya obat-obatan apotek yang
mengandung Ronaidazole, Carnidazole, Metronidazole, hingga Dimetridazole yang
dapat menghentikan perkembangan protozoa. Minumkan obat dengan kandungan
tersebut kepada burung meparti Anda minimal 10 hingga 15 hari lamanya dan
lihatlah hasilnya.
2. Penyakit Mencret
Seperti
manusia, burung merpati juga bisa mencret ketika ada yang salah dengan
makanannya. Namun pada merpati, tidak hanya salah makan yang bisa membuatnya
mencret, tetapi juga karena adanya bakteri yang tanpa disadari telah menyerang
saluran pencernaannya.
Gejala
yang bisa Anda amati jika merpati Anda mencret karena adanya bakteri adalah
kotoran merpati selalu berbentuk cair, baunya tajam, dan cenderung berwarna
keruh. Ketika diberi makan, merpati juga akan menolak dan tidak memiliki nafsu makan
sama sekali. Kadang bobot tubuhnya juga berkurang dan berangsur-angsur kurus.
Namun
jika merpati Anda mencret karena salah makan, maka kotorannya akan berwarna
bening dan terdapat sedikit gumpalan, cair, dan tidak begitu busuk. Nafsu makan
dan keaktifan burung merpati yang salah makan ini juga masih cenderung tinggi.
Pengobatan
yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi merpati yang mencret adalah dengan
memberinya sulfonamide, sulfamix, dan sulfaclorpyrazine. Ketiga kandungan tadi
adalah andalan bagi para pecinta merpati lainnya jika merpatinya mengalami
sakit yang serupa. Obat-obatan ini bisa Anda temukan di berbagai dokter hewan
atau toko-toko hewan terdekat.
3. Penyakit Berak Kapur
Penyakit
yang satu ini rupanya juga menyerang berbagai unggas dengan sebuah bakteri
negatif yang menyerang langsung pada saluran pencernaan. Karena sifatnya
menular, Anda wajib waspada ketika merpati Anda menunjukkan gejala penyakit
ini. Sebaiknya segera Anda pisahkan dari merpati lain yang mungkin satu sangkar
dengan merpati yang sedang sakit.
Untuk
gejalanya sendiri, Anda dapat memerhatikan kotoran burung merpati, apakah ia
berbentuk cair dan seperti nama penyakit ini—berwarna putih kapur, atau tidak.
Jika berwarna putih, maka sudah dipastikan ia sedang sakit. Penyakit ini juga
menunjukkan gejala yang lain seperti nafsu makan pada merpati akan berkurang,
di titik tertentu merpati bahkan akan sulit membuang kotorannya.
Baca Juga: cara memilih merpati balap
Burung
merpati yang sedang sakit berak kapur juga akan nampak lesu, bulunya bahkan
sudah tidak teratur lagi, atau banyak kotorannya akan melekat pada bulu di
sekitaran anus. Sebenarnya Anda dapat mencegah penyakit ini dengan menjaga
kebersihan sangkar dari merpati Anda. Makanannya harus benar dan minumannya
harus dari air yang mendidih untuk mematikan bakteri berbahaya.
Tetapi
jika sudah terlanjur sakit, Anda bisa membelikannya obat antibiotik yang banyak
dijual di apotek atau toko hewan. Berikan antibiotiknya dengan cara yang benar
dengan bertanya kepada pakarnya. Jika sampai salah, bukannya ingin
menyelamatkan merpati itu, Anda justru bisa membunuhnya. Jadi tolong
diperhatikan dengan baik.
4. Penyakit Tetelo atau Dikenal dengan
Newcastel Disease (ND)
Selain
dari segi pencernaan, merpati juga sangat rentan di area pernapasannya.
Penyakit tetelo ini sering muncul di musim pancaroba, ditandai dengan menyebarkan virus yang sebenarnya cukup sulit
untuk disembuhkan, Pun jika sembuh, ia sebenarnya tetap membawa virus itu di
dalam tubuhnya, maka dari itu ada baiknya merpati yang terkena tetelo harus
dipisah sangkarnya dengan merpati lain.
Sebelum
tetelo menyerang merpati peliharaan Anda, ada baiknya Anda melakukan pencegahan
sejak dini dengan memberinya vaksin jauh sebelum memasuki musim pancaroba.
Selain divaksinasi, Anda juga harus menjaga makanan merpati Anda dengan ketat.
Berilah makanan bernutrisi secara teratur dan jagalah kebersihan kandangnya
juga.
Meskipun
masih sukar disembuhkan, ketika ada merpati yang sakit tetelo, seminggu sekali
Anda bisa mencoba untuk mencabuti bulu leher merpati dengan maksud mengeluarkan
darah kotor yang ada di sana. Setelah bulu sudah botak di bagian leher,
perhatikan bintik hitam dan tusuklah secara perlahan. Sebab di situlah biasanya
racun dari virus mengendap.
5. Penyakit Snot atau Coryza
Anda
pernah merasakan pilek, bukan? Nah, penyakit yang satu ini seperti itu.
Bedanya, ini menyerang unggas seperti burung merpati dan berupa lendir yang
dapat menghalangi merpati Anda bernapas dengan baik. Jika tetelo tadi ada di
musim pancaroba, maka snot sering muncul di musim penghujan karena bakterinya
drastis lebih berkembang di cuaca lembab atau dingin.
Berbeda
dengan tetelo yang sebenarnya sulit sembuh tanpa vaksin, penyakit snot ini
cenderung lebih ringan dan tidak mematikan bagi merpati. Hanya saja datangnya
penyakit snot dapat menjadi pertanda bahwa daya imun tubuh merpati Anda sedang
berkurang dari biasanya. Tetapi jangan salah, jika Anda tidak mengobatinya
segera bisa saja itu dapat membunuh merpati Anda.
Untuk
gejala sendiri, Anda harus lebih sering memerhatikan merpati Anda. Snot
biasanya membuat merpati mulai nampak kurang bergairah, nafsu makannya turun,
bulunya menjadi kusam, hidungnya basah dan berlendir, matanya berair dan
bengkak, atau ada gumpalan kuning di sekitar mata dan tenggorokannya,
Adapun
pengobatan yang bisa Anda berikan ketika snot menyerang merpati Anda adalah
pemberian antibiotik ringan yang mengandung kloramfebikol, amoxilin, dan
ampisilin. Jika masih kurang mantap, Anda bisa memberikan obat snot yang sudah
beredar di berbagai toko hewan seperti Therapy, Trimeyn, atau anti SNOT.
Kalau
Anda takut menggunakan obat kimia, Anda bisa menggunakan rebusan daun air sirih
yang mengandung antibiotik alami yang biasanya cukup ampuh dalam mengobati snot
ini. Minumkan air sirih tersebut kepada merpati Anda atau mandikan ia dengan
air itu saat cuaca sedang cerah, jangan saat sedang lembab. Berikan juga
tambahan vitamin untuk mempercepat proses penyembuhan.
Jadi
itulah tadi berbagai penyakit yang sering diderita oleh burung merpati di
Indonesia. Meskipun memang memiliki cara pengobatannya sendiri-sendiri, namun
tentu saja kebersihan kandang serta makanan dan minuman yang tepat dapat
membuat burung merpati Anda hidup dengan sehat dan bugar.
Jangan
pernah malas untuk melakukan hal tersebut jika Anda tidak ingin merpati
kesayangan Anda mati hanya gara-gara Anda lalai dalam memerhatikannya. Selamat
mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.